Entri Populer

Kamis, 27 Mei 2010

sosok kamu.

Sosok kamu, sosok yang ternyata buat aku jatuh cinta. Kamu bagaikan si kopi hitam, keras, sedikit pahit tapi ga macem-macem. Ajeg. Ga ada dalam kamus kamu soal kopi yang kemanisan, kebanyakan aer, atau yang paling sering aku keluhkan ‘kopinya kemanisaannn!!’. Kamu adalah orang yang praktis, yang pakem. Sementara aku, aku si kopi susu yang kebanyakan gula. Jujur aku ingin kuat seperti kamu. Tapi aku masih butuh banyak pemanis dalam hidup aku. Aku belum bisa menghilangkan kebiasaan anak-anak yang memang doyan sama yang manis-manis. Aku adalah sosok yang terkadang suka banyak maunya, yang selalu mengeluh kopinya kurang manis, terlalu manis, kebanyakan susu. Aku ingin sekuat dan sekeras kopi hitam, tapi ternyata aku belum mampu. Aku masih butuh banyak gula, sampai pada taraf aku terancam diabetes.

Bisa dibilang, pada dasarnya kita sama. Sama-sama suka kopi. Tapi pada akhirnya aku menyadari, bahwa kita berbeda. Luar biasa berbeda.

Aku tau, ketidakcocokan kita bukan terletak pada ketidakcocokan prinsip, atau keinginan, atau bahkan tujuan yang ingin sama-sama kita capai. Aku tau apa yang aku inginkan sama dengan yang kamu inginkan. Aku juga tau kemana arah tujuan kita sebenarnya. Tapi aku juga sadar, tidak cocok disini ternyata Cuma selera dan pilihan dalam bertingkah. Sosok aku belum tepat untuk kamu, begitu juga sebaliknya.

Aku yang terkadang kekanakan. Dan terkadang suka terlalu ribet sendiri. Tidak cocok dengan kamu yang praktis, pakem dan ga macem-macem.

Tapi sekarang, dari situ`aku sadar. Ternyata kita berdua sama-sama keras kepala dan egois. Kita belum bisa (atau mungkin belum mau) menyatukan persepsi atau berbagi sepenuhnya. Sama- sama belum mau berubah untuk satu sama lain.

sekarang, disinilah aku. didepan meja belajar kamar. di depan segelas cappucino, mengingat kamu dan menekan rasa kangen yang makin lama makin aku rasakan. waktu itu, kamu memang tidak bilang "putus", tapi kita tempuh jalan sendiri-sendiri untuk mengejar cita-cita masing-masing dulu, untuk memperbaiki diri masing-masing dulu, berubah untuk jadi lebih baik dulu, untuk diri sendiri dan untuk masing-masing. jujur, kata-kata itu masih membuatku sangat berharap bahwa kita akan kembali lagi.

satu hal yang harus kamu tau, bahwa aku masih punya secuil harapan itu. secuil harapan yang mungkin mengakar dan berubah menjadi sebongkah keyakinan yang aku pegang teguh. aku tidak tau darimna semua itu datang. tapi satu hal yang aku yakin, kamu adalah yang terbaik yang pernah aku miliki walaupun kita tidak bersama sekarang. walaupun sosok kita belum tepat untuk satu sama lain. walaupun ternyata kita belum punya cukup energi untuk menyatukan dua hati ini.

aku sayang kamu, selalu dan selamanya. maafkn aku yang hanya bisa menyampaikn ini lewat kata-kata yang mungkin akan kamu anggap sebaga roman picisan atau rayuan gombal seorang perempuan yang sudah tidak tau lagi harus bagaimana untuk mendapatkanmu kembali. tapi aku menunggu. menunggu sampai jalan itu bertaut kembali, menunggu sampai kamu bisa mengisi setapak ini lagi.

Tidak ada komentar: